Friday, August 10, 2007

Ketua RT yang ‘Misterius’

Tiap melihat KTP, saya tertawa geli karena teringat kejadian lucu sewaktu membuatnya. Peristiwa tersebut terjadi pada akhir Januari tahun 2004. Waktu itu saya mulai tinggal dirumah bibi di Sugih Waras Gang 7, Pekalongan.
Karena berencana akan tinggal lama, saya memutuskan membuat KTP. Saudara Sepupu saya, Mila, menyarankan agar saya langsung ke kantor kelurahan. Tetapi, aparat kelurahan mensyaratkan agar saya membawa surat pengantar dari ketua RT tempat saya tinggal. Saya pulang dan bertanya kepada seisi rumah. Namun, anehnya, tak ada yang tahu siapa ketua RT dikampung tersebut. Maka, saya putuskan untuk mencari informasi sendiri. Pertama-tama saya ke rumah Pak Lukman. Tapi, yang ada hanya pekerjanya. Menurut mereka, Pak Lukman bukan ketua RT. Ketua RT dikampung itu adalah Pak Adib. Saya langsung ke rumah Pak Adib.
Namun, ternyata ia juga bukan ketua RT. Dulu memang dia ketua RT. Namun, menurutnya, ketua RT-nya kini Pak Lukman. Saya berkata, telah kerumah Pak Lukman, dan ia bukan ketua RT. “ Oh, kalau begitu ketua RT di kampung sini, pastilah Pak Rizal. Tapi sekarang beliau telah almarhum,” kata Pak Adib.
Saya sempat bengong juga mendengar perkataan Pak Adib. Karena Pak Rizal adalah paman saya sendiri. Dan setahuku paman tidak pernah menjabat sebagai ketua RT.
Pak Adib bertanya, “Siapakah kamu?”
“ Kemenakan Pak Rizal,” jawab saya.
“ Astagfirullah…,” ujar Pak Adib.
“Lalu siapakah sebenarnya ketua RT dikampung sini?” tanya saya.
“Jika bukan Pak Rizal, wah saya tidak tahu siapa kini ketua RT- nya,” jawabnya.
Karena mantan ketua RT pun tidak tahu siapa sekarang yang menjabat sebagai ketua RT, saya mencari informasi ke warga. Saya masuki semua rumah dan bertanya kepada mereka. Rata-rata warga menjawab, ketua RT-nya adalah Pak Rizal. Saya menjadi geli. Kok bisa-bisanya paman yang sudah Almarhum masih dianggap sebagai ketua RT.
Karena bingung, keesokan harinya saya kembali ke kantor kelurahan dan berkata pada aparat di sana, bahwa di kampung tempat tinggal saya tidak ada ketua RT. Aparat Kelurahan kaget. “Tidak mungkin. Di tiap kampung pasti ada ketua RT,” katanya. Aparat itu lantas membuka arsip-arsip untuk mencari siapa ketua RT yang ‘misterius’ itu. Ternyata, ketua RT-nya adalah Pak Lukman.
Lalu, mengapa Pak Rizal yang terkenal sebagai ketua RT? Usut punya usut, terungkap bahwa Mila terkadang memang mengaku-ngaku ayahnya sebagai ketua RT. Hal ini ia lakukan untuk mengusir para peminta sumbangan ilegal yang datang ke rumah dan mengaku sudah memperoleh izin dari ketua RT. Sedang sepupu saya menegaskan, ayahnya tidak pernah memberikan ijin seperti itu. Inilah yang mengakibatkan paman terkenal sebagai ketua RT.
Akhirnya, selesai sudah proses pembuatan KTP yang penuh dengan perjuangan itu.

(Ditulis oleh Sausan A Arsalan, Jl. H. Agus Salim, Sugihwaras Gang 7 No. 22, Pekalongan sebagaimana telah dimuat dalam Rubrik Polah, Republika Edisi Ahad 7 Januari 2007)

No comments: