Menyusuri pantai sepanjang ratusan kilometer di bagian utara Pulau Jawa, anda tidak akan mendapatkan apa-apa selain tanah melandai yang gersang, tambak, rawa atau malah kawasan padat penduduk. Akibatnya Pantura Jawa tak dapat dilepaskan dari kesan panas, kumuh dan kotor sehingga tidak menarik untuk dikunjungi. Bahkan beberapa kawasan yang telah dikelola menjadi obyek wisata pun tak mampu juga menepis kesan itu. Begitulah potret pantura, tak ada sedikitpun keindahan yang mampu memanjakan mata dan meneduhkan hati.
Untungnya, ini istilah khas Jawa, di balik kekumuhan ini masih ada setitik atau satu lot keindahan yang berada di Pantai Ujungnegoro. Pantai yang berlokasi 12 KM sebelah timur Kota Batang (22 KM dari Pekalongan) yang masuk dalam Kawasan Alas Roban ini, menawarkan keunikan yang membedakan dengan kawasan pantura lainnya. Pantai Ujungnegoro memang mempunyai tanah yang berkontur perbukitan sehingga kita dapat menyaksikan pemandangan selayaknya pantai selatan Jawa. Meski berkesan berlebihan, Harian Suara Merdeka malah menyebutnya serasa berada di Tanah Lot.
Memasuki kawasan ini kita akan dihadapkan pada pilihan jalan bercabang. Satu menuju puncak bukit setinggi 17 meter dengan pemandangan laut lepas dari sela-sela rimbunnya pepohonan. Mengasyikkan, dari ketinggian ini kita bisa menyaksikan riak-riak ombak yang susul-menyusul menghantam bebatuan karang dalam suasana sejuk oleh semilir angin. Di bukit ini pula terdapat petilasan Syekh Maulana Maghribi, seorang ulama besar penyebar agama Islam di Pulau Jawa.
Kemudian jalan satunya yang menurun agak terjal mengarah ke sisi pantai dengan pasir putih yang melandai. Sisi ini lebih banyak dipilih oleh pengunjung karena menyediakan lahan parkir, arena bermain dan tempat istirahat yang lebih luas. Begitu pula, air lautnya yang bening pasti menjadi magnet bagi anak-anak untuk nyemplung dan berenang.
Dari sisi ini pemandangan bukit Syekh Magribi yang berbatasan dengan laut dapat disaksikan dengan jelas. Menariknya di bawah bukit terdapat dataran karang yang menjorok ke laut. Tempat ini biasanya dijadikan pengunjung untuk aktivitas memancing. Dengan kontur begini makanya pemandangan ini diklaim serasa di tanah lot. Bedanya tak ada pura di batu karang di pantai ini.
Bagi yang tidak ingin berenang tapi sekedar ingin jalan-jalan, ada aktivitas yang tak kalah menariknya yaitu menyusuri kaki bukit karang. Tantangannya adalah melewati setapak demi setapak bebatuan karang dari kawasan pantai berpasir untuk menyeberangi bukit Syekh Maulana Maghribi. Perjalanan dari pantai berpasir menuju kaki bukit masih dapat anda lalui dengan leluasa karena cukup banyak pilihan pijakan berupa bebatuan karang. Namun setibanya di pinggang bukit, anda hanya akan menemui jalan setapak berupa tonjolan-tonjolan batu karang setinggi satu sampai dua meter di atas permukaan air laut. Cukup memerlukan kehati-hatian. Awas, terburu-buru atau ceroboh menginjak batu pijakan bisa terpeleset ke laut.
Namun begitu mampu melewatinya, pengorbanan itu segera terbayar karena kita bisa menyaksikan keindahan lainnya berupa hamparan pantai karang yang berpasir putih, diapit oleh bukit lainnya di sisi timurnya. Suasana teduh akan anda temukan karena sejauh mata memandang akan terlihat deretan dataran tinggi alas roban. Sebuah pemandangan yang membuat lupa bahwa anda sedang berada di Pantura.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment