Friday, January 11, 2008

Masjid Aulia dan Al Qur’an Raksasa

Dari tampak fisiknya, masjid ini tidak begitu menarik. Umur bangunannya yang sudah tua dan sosoknya boleh di bilang lebih mirip mushola. Meski begitu, masjid Al Aulia Sapuro ini justeru syarat dengan nilai sejarah bagi masyarakat Pekalongan. Diyakini, masjid ini menjadi titik awal perkembangan Islam di Pekalongan yang dibawa oleh para kiai dari Demak.
Menariknya masjid ini juga menjadi tempat tujuan ziarah. Beberapa tokoh yang dimakamkan di sekitar tempat itu antara lain Habib Ahmad Alatas, Pangeran Adipati Aryo Notodirdjo (wafat tahun 1899), Bupati Pasuruan R Tumenggung Amongnegoro (wafat 1666).

Pada prasasti dari papan kayu di masjid itu, terpampang tulisan Arab yang berarti bangunan itu didirikan pada bulan Rajab tahun 1135 Hijriah. Berarti sekarang Masjid ini berusia 294 tahun. Woow.

Selain memiliki keistimewaan sejarah, masjid itu juga menyimpan Alquran Raksasa yang menurut Kiai Dananir, pengurus masjid tersebut, diperkirakan terbesar di Indonesia. Alquran ini pemberian dari putra daerah yang menjadi anggota polisi ketika itu, yakni Moh Aswantari, sekitar tahun 1970-an.
Alquran berukuran 22,35 x 2 meter itu dibuat dari kain putih yang ditulis dengan cat hitam. Isinya khusus juz 30 yang terdiri atas 17 surat termasuk tambahan surat Al Fatihah.

Tulisannya cukup bagus, seperti hasil cetakan pada Alquran. Karena itu, tidak aneh jika panitia MTQ Jawa Tengah tahun 1978 meminjamnya untuk dipasang dalam panggung. Namun ketika MTQ usai, barang aneh itu hilang tidak jelas siapa yang merawatnya. Panitia teledor, sehingga sampai bertahun-tahun Alquran raksasa yang menjadi kebanggaan warga Kota Pekalongan sempat raib, tidak kembali. Setelah diributkan, akhirnya barang langka itu dikembalikan oleh seseorang pada tahun 2001.
Masjid Al Aulia ini gampang dicari meski letaknya nyelip di areal pemakaman. Ini karena di jalan masuknya ada Gapura Pemakaman Sapuro Pekalongan.

(Foto Al Qur’an Raksasa diunduh dari Suara Merdeka Online)


No comments: