Predikat Pekalongan sebagai kota batik rasanya sudah dikenal luas dan diterima tanpa reserve. Hal yang membanggakan tentu karena predikat ini memang sudah melekat kuat di seantero nusantara. Dari pengalaman bepergian ke berbagi wilayah lain, saya membuktikan kuatnya persepsi itu. Tiap kali berkenalan dan menyebut asal kampung saya, mereka dengan cepat menimpali, “….Kota Batik”.
Sebenarnya produksi batik tidak melulu dominasi Pekalongan. Kita tentu mengenal dengan baik batik Yogya, Solo atau juga Cirebon. Bahkan sekarang Provinsi Jambi sedang menggalakkan daerahnya sebagai sentra batik terutama untuk wilayah sumatera. Namun tidak sebagaimana kota-kota tadi, batik mempunyai nilai lebih di Pekalongan karena begitu mendominasi aktivitas ekonomi masyarakat. Kita dengan mudah bisa menyaksikan orang berlalu lalang membawa kain batik untuk diproses atau juga mengirim hasilnya untuk dipasarkan. Malah di kampung tertentu aktivitas nyolet (mewarnai) dan menjemur batik masih keliatan di halaman-halaman rumah. Julukan Pekalongan sebagai Kota Batik semakin kukuh setelah sejak masa krismon mulai tumbuh grosir-grosir batik di Pekalongan. Beberapa grosir memang akhirnya tidak kuat bertahan lama tapi Grosir Setono dan beberapa grosir di sekitarnya masih tetap bertahan dan bahkan cenderung berkembang. Dari Grosir inilah citra Pekalongan sebagai kota batik semakin keliatan.
Namun sayang, Predikat Pekalongan sebagai Kota Batik tetap saja belum lengkap karena belum adanya sarana untuk merekam dan mendokumentasikan jejak dan sejarah panjang perjalanan batik di Pekalongan. Padahal sejarah ini penting untuk membuktikan eksistensi batik di Pekalongan. Beruntung, sejak 12 Juli 2006 yang lalu masyarakat batik Pekalongan akhirnya dapat merealisasikannya dengan didirikannya museum batik. Tidak tanggung-tanggung, peresmiannya dilakukan langsung oleh Presiden SBY. Suatu tonggak penting bagi perkembangan perbatikan di Pekalongan.
Museum Batik yang berlokasi di eks Gedung Balaikota Simpang Lima ini sayangnya kurang diapresiasi publik. Ini terbukti dari pengamatan on the spot dan dari Buku Daftar Hadir masih terlihat minim. Sayang, padahal museum ini menyediakan koleksi batik yang apik dan lengkap. Tidak saja Batik Pekalongan tetapi juga batik dari berbagai wilayah nusantara. Beberapa koleksi bahkan didatangkan dari luar negeri karena sudah terlanjur menjadi koleksi bangsa sono.
Di luar faktor koleksinya, museum batik ini juga cukup baik dalam penataan dan pelayanannya. Semua koleksi dipajang dalam dua ruangan yang besar ber-AC dan bagus pencahayaannya. Satu ruang berbentuk segi empat tepat di seberang pintu masuk dan satunya lagi ruangan yang lebih besar berbentuk huruf L berada di sisi kirinya. Memasuki ruang pamer pengunjung akan didampingi oleh petugas yang dengan sabar dan ramah menjelaskan detail koleksi yang ada. Selepas menikmati koleksinya, pengunjung akan disuguhi demo pembuatan batik. Proses pembuatan dan tahapannya akan dijelaskan dengan peraga yang berbentuk kartu-kartu besar. Dari tahap desain, membatik, mlorot dan mewarnainya akan dijelaskan satu per satu. Kejutannya, pengunjung diberi kesempatan untuk mempraktikkan pelajaran instannya dengan membatik di atas kain seukuran sapu tangan. Hasilnya boleh dibawa pulang buat kenang-kenangan. Cukup mengasyikkan dan menambah wawasan tentunya. Hebatnya, untuk semua pelayanan itu pengunjung tidak dikenakan biaya sepeser pun alias gratis.
Memang untuk dikategorikan sebagai museum yang baik tentu ada kekurangannya. Di sana misalnya tidak ada koleksi literatur dan dokumentasi yang memadai. Tempat demo yang di tritisan belakang juga kurang nyaman dan kurang menarik pengunjung untuk lebih betah berlama-lama. Begitu juga promosi dan publikasi sepertinya belum gencar dilakukan sehingga relatif masih sepi pengunjung. Padahal museum ini mempunyai potensi besar untuk mengembangkan status Pekalongan tidak saja sebagai sentra produksi batik tetapi juga sebagai tujuan wisata batik.Jadi, bila anda ingin berwisata batik, jangan ragu-ragu, kunjungi saja museum batik ini. Selain tempatnya mudah dijangkau, museum ini setiap hari terbuka untuk umum dari jam 8 pagi sampai 4 sore. Buat rombongan wisatawan yang melintas di Pekalongan tidak ada salahnya untuk mampir barang sebentar. Pastinya berkesan banget.
No comments:
Post a Comment