
Di luar dugaan, dua anakku nggak protes dan ketika masuk malah asyik aja milih-milih menu favoritnya. Mereka bingung karena mana yang harus dipilih dalam kesempatan yang sekali ini. Bayangin aja, buat yang berlidah Pekalongan, bagaimana nggak bingung menentukan satu pilihan dari alternatif menu menarik seperti nasi megono komplit, nasi rames, nasi kebuli, lontong kare ayam. lontong glabet dan soto Pekalongan.

Sambil makan kami ngobrol dengan Ibu Asma penjualnya. Dari situ saya tahu, ternyata Ibu Asma ini keturunan Yaman, lahir di Pemalang dan sudah 2 tahun membuka warung ini. Ooo, rupanya orang Pemalang yang berjualan menu dan merk dagang Pekalongan. Dari penuturannya, nama Sewun sebenarnya penamaan yang selintas aja. Tadinya akan memakai nama Puas, tapi ternyata sudah ada Rumah Makan Puas dengan menu masakan arab di selatan warung ini. Lalu diambillah nama Sewun yang katanya berasal dari nama sebuah pasar di daerah Yaman.
Nama Sewun ini rupanya membawa berkah tersendiri karena cukup populer bagi keturunan arab di Jakarta dan Puncak. Makanya banyak diantara mereka datang memesan nasi kebulinya. Nggak tanggung-tanggung, kalau lagi punya acara mereka kadang pesan 100 sampai 200 boks. Wah enak dong kalau begitu.
Pulangnya kami sekalian bawa satu boks nasi kebuli lengkap dengan daging kambingnya. Wah, luar biasa ….. rasanya. Beda dengan nasi kebuli biasanya yang mengkilat karena minyak samin, yang ini lebih lembut. Di rumah nasinya tandas, padahal saya dikasih ekstra nasi kebuli yang lumayan banyak.
Boleh juga sekali waktu mencoba lagi, apalagi di seberangnya ada Warung Balibul yang menyediakan menu Sate, Gule, dan Gule Kacang Ijo.
Sewun.
1 comment:
Wah Info nya Menarik, Thanks
Post a Comment