Saturday, February 9, 2008

Sewun

Lontong opor ayam Pekalongan termasuk salah satu menu favorit anakku. Suatu ketika, seleranya makan lontong opor ayam Pekalongan kembali bangkit. Gara-garanya, ada tayangan kuliner di Elshinta TV yang menyoroti Warung Sewun di daerah Condet, Jakarta Timur yang menyajikan masakan khas Pekalongan. Tayangannya sendiri cukup menarik dan membangkitkan rasa penasaran untuk memcoba kekhasannya. Makanya, saya langsung menjanjikan sekali waktu untuk mencoba.

Demi mengobati rasa penasaran, nggak lama berselang, saya sekeluarga nyempat-nyempatin nyari warung itu. Lokasinya sendiri ternyata tidak sulit dicari karena adanya di Jalan Condet Raya, sekitar 1 KM dari pertigaan PGC. Hanya saja, kondisinya jauh berbeda dengan persepsiku. Namanya juga disorot TV mestinya layak tampil, minimal dari segi tempatnya. Ini enggak, warungnya ternyata kecil, cuma nemplok di halaman parkir Masjid As Shalihin dan secara fisik tidak lebih baik dari warung-warung di kantin kantor atau sekolah. Tapi namanya juga penasaran yah ajar aja bleh.

Di luar dugaan, dua anakku nggak protes dan ketika masuk malah asyik aja milih-milih menu favoritnya. Mereka bingung karena mana yang harus dipilih dalam kesempatan yang sekali ini. Bayangin aja, buat yang berlidah Pekalongan, bagaimana nggak bingung menentukan satu pilihan dari alternatif menu menarik seperti nasi megono komplit, nasi rames, nasi kebuli, lontong kare ayam. lontong glabet dan soto Pekalongan.

Wah dalam kebingungan, akhirnya kami sepakat untuk kembali ke selera awal, lontong kare ayam. Pilihan ini tidak mengecewakan karena rasanya mendekati lemprak di alun-alun Pekalongan. Masih kurang puas, lalu kami sekalian nyoba lagi soto Pekalongannya. Wah ternyata yang ini juga tidak mengecewakan karena menurutku rasa sotonya termasuk yang terbaik untuk ukuran warung yang ada di luar Pekalongan.

Sambil makan kami ngobrol dengan Ibu Asma penjualnya. Dari situ saya tahu, ternyata Ibu Asma ini keturunan Yaman, lahir di Pemalang dan sudah 2 tahun membuka warung ini. Ooo, rupanya orang Pemalang yang berjualan menu dan merk dagang Pekalongan. Dari penuturannya, nama Sewun sebenarnya penamaan yang selintas aja. Tadinya akan memakai nama Puas, tapi ternyata sudah ada Rumah Makan Puas dengan menu masakan arab di selatan warung ini. Lalu diambillah nama Sewun yang katanya berasal dari nama sebuah pasar di daerah Yaman.

Nama Sewun ini rupanya membawa berkah tersendiri karena cukup populer bagi keturunan arab di Jakarta dan Puncak. Makanya banyak diantara mereka datang memesan nasi kebulinya. Nggak tanggung-tanggung, kalau lagi punya acara mereka kadang pesan 100 sampai 200 boks. Wah enak dong kalau begitu.

Pulangnya kami sekalian bawa satu boks nasi kebuli lengkap dengan daging kambingnya. Wah, luar biasa ….. rasanya. Beda dengan nasi kebuli biasanya yang mengkilat karena minyak samin, yang ini lebih lembut. Di rumah nasinya tandas, padahal saya dikasih ekstra nasi kebuli yang lumayan banyak.

Boleh juga sekali waktu mencoba lagi, apalagi di seberangnya ada Warung Balibul yang menyediakan menu Sate, Gule, dan Gule Kacang Ijo.

Sewun.

1 comment:

trenggana said...

Wah Info nya Menarik, Thanks