Saturday, September 6, 2008

Puasa Mestakung

Puasa Ramadan adalah ibadah wajib yang, sederhananya, implementasinya menahan makan dan minum dan hubungan seks sejak matahari terbit hingga terbenamnya matahari. Perintah ini sejatinya bersifat universal dan natural sehingga sudah diperintahkan kepada umat-umat terdahulu. Naturalitas ini paling tidak: Pertama, penentuan awal bulannya mendasarkan pada kemunculan hilal (first crescent) yang terjadi karena proses alamiah dari peredaran bulan dan bumi mengitari matahari. Kedua, penentuan masa puasa juga alamian karena menggunakan perhitungan saat matahari terbit dan matahari terbenam. Ketiga, menahan yang berarti mengistirahatkan organ-organ biologis ini sangat sesuai dengan fitrah tubuh manusia yang membutuhkan overhaul setelah 11 bulan mengalami kerja keras menopang hidup.
Meski bersifat fitrah dan menjadi kebutuhan, secara biologis, puasa tetaplah bukan suatu perkara. Bayangkan saja, dalam kehitudpan sehari-hari kita sudah terbiasa hidup dengan 8 gelas air minum misalnya, makan tiga kali dan tak sedikit cemilan di antara waktu-waktu itu. Lalu bagaimana dengan menahan makan dan minum sepanjang pagi hingga petang? Bila ukuran kemampuannya adalah kehidupan sehari-hari, tentu puasa pastinya sulit dan nggak terbanyangkan.
Tapi Allah sangat mengetahui kemampuan manusia dan maha mangatur segala sesuatunya. Dan kuncinya ternyata adalah niat. Dan bila niat ini sudah terpatri dalam lubuk hati orang yang beriman, seluruh organ tubuh secara alamiah akan mendukung apa yang menjadi tujuannya. Perasaan lapar dan haus yang biasanya mendera berkurang, dan sesuatu yang luar biasa menjadi biasa di bulan ramadan.
Tentang bagaimana alam mendukung niatan manusia ini mengingatkan saya pada Buku Mestakung karya Yohannes Surya dan The Alchemist karya Paulo Coelho. Surya mengatakan bila kita bertekad menginginkan sesuatu dan mencapai titik kritis, kontan seluruh semesta akan mendukung untuk mencapai keinginan tersebut. Ini dibuktikannya dengan mengantarkan siswa-siswa Indonesia dari negara sisa dunia menjadi juara olimpiade dunia. Sesuatu yang muskil terjadi. Sementara Coelho mengatakan: ”When a person really desires something, all the universe conspires to help that person to realize his dream”. Coelho tidak lagi mengatakan bahwa alam akan mendukung, malahan lebih dari itu, berkonspirasi!
Sekarang menjadi jelas, kenapa Allah memberikan perintah yang sepertinya berat namun ternyata dengan kemahakuasaannya, Allah tidak membiarkan ummatnya berjuang sendirian. Tinggal bagaimana kita memaknai ibadah puasa ini.

No comments: